Tampilkan postingan dengan label Diary. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Diary. Tampilkan semua postingan

7 Juni 2018

Perpanjang SIM 7 Juni 2018

Berhubung SIM (Surat Izin Mengemudi) A dan C saya akan expired semingguan lagi, dan bulan ini banyak sekali liburnya; Galungan dan Kuningan, lalu Idul Fitri. Sehingga saya membulatkan niat untuk memperpanjang SIM sebelum libur panjang.

Syarat yang harus dipenuhi adalah:
- Fotocopy KTP 1x
- Fotocopy SIM Lama 1x
- Surat Keterangan Sehat (Klinik/Puskesmas), biayanya murah cuma Rp 21.000
- Hasil Test Psikologi, biayanya mahal: Untuk keperluan SIM A = 100rb, SIM C = 90rb.

Hari pertama, saya ambil Surat Keterangan Sehat ke Puskesmas, sangat menyita waktu karena antriannya yang panjang dan lama, lebih kurang habis 3 jam.

Hari kedua, saya pergi ke SIM Corner/SIM Keliling di parkiran Carefour Sunset Road tanpa Hasil Test Psikologi karena disampingnya ada layanan tsb. Pagi jam 8 sampai jam 10:30 menunggu cuman dapat Harapan Palsu. Namun, layanan Samsat disampingnya itu buka jam 8.30 pagi dan saya lihat cukup lancar karena kebanyakan sudah tau urus secara online.

Hari ketiga (hari ini), saya pagi ke Poltabes yang di Jl. Gunung Shangyang. Petugas polisi yang menjaga gerbang sangat ramah. Karena tidak ada lahan parkir akhirnya saya muter nyari lahan kosong sampai ada insiden mobilku ditabrak emak-emak pas lagi muter balik. Setelah parkir di trotoar saya balik ke Poltabes untuk antri ambil formulir. Tapi karena tidak punya Hasil Test Psikologi, saya keluar lagi dari Poltabes ke arah kiri, jalan ga lama kelihatan banyak yang antri dan spanduk gede-gede tulisannya PSIKOLOG.

Setelah test psikologi yang gak jelas hasilnya karena cuma formalitas, saya pun balik ke Poltabes untuk antri ambil formulir, lalu dikasih formulir beserta antrian no. 1003 (iya, saya orang ke-1003). Selesai mengisi formulir, saya setor kembali bersama fotocopy KTP, SIM, Surat Ket. Sehat, Hasil Test Psikologi. Total antrian hari ini adalah 1300. Paman Acuan nomornya 824 dia selesai duluan.

Setelah berpanas-panasan karena fasilitasnya yang gak oke banget, saya menunggu sampai jam 3.30 akhirnya dipanggil nomor antrian 1000-1030. Saya lalu menerima dokumenku kembali beserta SIM lama yang sudah dijepret jadi satu bersama formulir permohonan. Bayar ke kasir BRI disampingnya, lalu menaroh setumpuk dokumen tsb dikeranjang plastik warna hijau (sesuai instruksi) tanpa dikasih tau step berikutnya menunggu dimana.

Akhirnya saya duduk di kursi dalam ruangan itu tanpa kejelasan, sampai ada seorang cece bernama Evelyn yang sedang mengurus SIM-nya yang hilang kepada petugas, saya mendengar arahan bapak polisi itu lalu saya masuk ke ruang berikutnya. Disana ada 2 counter untuk registrasi SIM baru, dan 4 counter untuk perpanjang SIM. Petugas yang ada pada ngeluh saking banyaknya yang harus dilayani.

Setelah itu lanjut ke counter berikutnya untuk difoto, diambil sidik jari dan tanda-tangan. Akhirnya sampai ke tahap terakhir pencetakan SIM. Then pulang jalan kaki menuju mobil yang diparkir ditrotoar pinggir jalan dgn jarak 400 meter.

Point pelajaran yang saya dapat hari ini untuk mengurus SIM 5 tahun kemudian adalah:

- Jangan urus dekat libur panjang
- Siapkan dokumen yang diperlukan termasuk test psikologi.
- Jika gak dapat layanan SIM Corner, jangan ke Poltabes pakai mobil kecuali sanggup berangkat jam 6 pagi. Mending naik taxi/gojek deh.
- Bawa puplen sendiri.

Sekian catatan untuk hari ini, semoga 5 tahun kedepan ada perubahan biar lebih mudah dan simple ngurus SIM.

6 Juli 2013

Penampakkan Gaib Depan WC

Hari ini ada cerita seru di kantor gue. Berawal dari si Herman nunjukkin foto penampakan gaib yang dia ambil di depan WC ke Putu (cewek), karyawan boss Taiwan. Nah.. foto itu dilihat sama gw pas mau ngasih charger ke Putu. Trus gue langsung vonis aja itu foto penampakkan hasil editan Photoshop.

Wait... tapi handphone Herman cuma hp Nokia.. (belakangan gw sadar itu BB), si Herman ngeles.. "Mana mungkin hasil edit, orang saya gak ngerti edit foto". Hm.. betul juga ya, lagian itu hape belum secanggih itu kali edit foto.

Mulai deh Herman lanjutin ceritanya gimana bisa ambil foto penampakkan di depan WC kantor kami, dengan sangat meyakinkan sekali. Pas gue mau kasih lihat foto itu ke kakak gue (atasan Herman), buru-buru deh si Herman delete itu foto.

Hm.. ada sedikit kecurigaan. Oke gapapa niat ingin tau kebenaran yang sebenarnya semakin menghantui aku :) Gue ceritain ke kakak saya. Penasaran, dia mulai buka rekaman CCTV. Orang-orang dikantor pun ikut heboh deh =))

Dengan serius kita membahas soal foto penampakkan yang diambil herman, tapi sayangnya sudah dihapus oleh Herman sendiri. Cewek yang dikantor ikut cemas soal kejadian ini, Putu sendiri jadi masuk ruang kantor kami, "Jadi takut diruangan sendiri", katanya.

Gak lama kemudian Ayah Herman masuk kantor. Sebelum masuk ke kantor dia cuci tangan di washtafel depan WC, kita semua yang lihat dari kamera ketawa sampai ngakak-ngakak lihat kepolosan Bapaknya Herman ini. Lalu dia masuk.. "Ada apa ini?". Kita pun ceritain ke dia pingin dengar tanggapan dia gimana. Sesuai dugaan dia ikut membuat suasana tambah serem aja. Dia ceritaain pengalaman gaibnya selama bertahun-tahun tinggal di mess (kantor), ini dan itu panjang lebar. Sampai Pipit (nama samaran) pun ambil cermin, katanya hantu takut lihat cermin. Cewek-cewek yang dikantor pun pada takut ke WC, apalagi mesti kunci pintu WC, hahaha..!!

Singkat cerita, sesuai instruksi kakak gue, saya ambil paksa HP si Herman sontoloyo ini. Gue sambungkan ke PC lewat kabel data USB, lalu download Recuva. Trus gw centang deep scan.. terlihat Herman agak gugup, berkali-kali dia coba mengelak dan mengambil HPnya kembali.. TARAAA!! Hasil foto yang sudah terhapus sekarang sudah kembali semua, terlihat ada 3 foto penampakkan hantu juga, dengan lokasi di 3 tempat berbeda di kantor. Langsung deh gue cabut HPnya, langsung masuk ke Applikasi.. akhirnya ketemu juga applikasi dengan nama yang cukup mencurigakan : "Ghost Camera"

Sotoy emang si Herman, coba-coba usilin karyawan orang. Kenyataannya adalah dia semalam berhasil bikin heboh tetangga kost-annya, sampai istrinya juga ikut ketakutan. Masyallah..!! Benar-benar usil anak satu ini.. lagi apes aja dia ketemu saya. Hehehe..

06 - July - 2013

Sakidaka

23 Juli 2009

Pengalaman Memakai T-Sel Flash

Kejadian ini berawal karena saya memakai layanan IM2 Broom untuk mengakses internet, namun karena ketidakpuasan pribadi terhadap kualitas layanan internet IM2 Broom, sehingga saya mengikuti ajakan teman untuk pindah ke Telkomsel Flash unlimited 256kbps dengan biaya perbulan Rp125.000.

Lalu karena temanku mengatakan untuk mengajukan kartu Halo yang nantinya akan dibuka paket Flash unlimited pada kartu Halo tsb, perlu menyertakan foto-copy rekening listrik bulanan. Karena tagihan rekening listrik kami biasanya pembayarannya lewat bank, jadi saya juga kurang tahu menahu soal itu, karena urusan tsb diurus kakak saya. Akhirnya saya setuju saja waktu ada teman yang mengatakan bahwa dia punya teman yang kerja di T-sel dan katanya lagi untuk meng-apply Flash tidak perlu foto-copy rekening listrik.

Lalu saya pun setuju untuk mencoba memakai produk Flash dari Telkomsel yang notabene kualitasnya lebih bagus dari IM Broom. Lalu saya pun bertemu temannya temanku tsb. Temannya temanku tsb anggap aja namanya Dedi. Saya pun mengisi semua formulir yang ada dan menyertakan juga 2 materai, setelah itu menanda-tangani formulir yang perlu ditanda-tangani.

Setelah menunggu 3 hari yang harusnya saya sudah seharusnya mendapatkan kartu Halo, ternyata saya dikabarkan Dedi bahwa proses mengalami masalah yaitu pada sebuah formulir, tanda-tangan tidak sah, karena pada formulir tsb Dedi sendiri yang menanda-tangani formulir tsb, padahal seharusnya harus tanda-tangan saya. Jadi saya diminta untuk datang ke tempatnya bekerja (dalam hati sudah berpikir, bukan salahku, tapi saya yang harus jauh-jauh ke tempat kerjanya untuk mengurusi masalah ini.. gpp dah kartuku juga). Lalu saya karena salah informasi, salah tempat dan tidak sempat bertemu dia untuk menanda-tangani formulir tsb. Malamnya Dedi sendiri yang kerumahku untuk meminta tanda tangan saya (dlm hati berpikir, ini yang benar, seharusnya dia bertanggung jawab atas kesalahannya sendiri).

Akhirnya saya pun mendapatkan kartu Halo pada hari ke-6 (lebih lama 3 hari), lalu pada hari yang ke-9 kartu Halo saya dinyatakan aktif (lama banget). Lalu saya pun menelpon Costumer Service di 111 untuk menanyakan apakah paket Flash sudah aktif, dan jawabannya adalah Sudah Aktif.

Tanpa basa-basi, saya pun langsung memasangnya di modem Huawei E220ku. Dan ternyata bisa konek ke internet, kecepatanya lumayan bagus walaupun kalah jauh dari kota lain. Apa daya baru main 15 menit sudah DC (disconected/putus). Lalu semenjak itu tidak bisa dipakai buat telp/internet-an.

3 hari saya mencoba 1x dalam sehari, dan ternyata masih tidak bisa juga. Akhirnya saya memutuskan menghubungi Dedi dan mencoba mencari solusi untuk permasalahan ini. Keesokan harinya, saya pun sesuai permintaan Dedi, mendatangi Grapari wilayah Denpasar pada pagi jam 8. Setelah menunggu sekitar 45 menit, Grapari pun dibuka (bukannya jam operasionalnya jam 8?) kemudian mengantri sekitar 30 menit, dan ternyata kesalahannya ada di setting saja.

Akhirnya kartu Halo tsb sudah bisa dipakai untuk telp. Lalu saya pasang lagi ke modem, dan ternyata bisa koneksi ke i-net (dalam hati baru saja lega), ternyata 15 mnt kemudian DC lagi (padahal gak idle). Sejak itu sampai sekarang tidak bisa koneksi ke i-net. Lalu saya pun mencoba kartu temanku T-sel Flash juga, dan ternyata menggunakan kartu temanku tsb bisa koneksi ke i-net.

Lalu saya pun menanyakan masalah ini ke 111 dan hasilnya adalah saya diminta untuk menunggu 24-jam karena kemungkinan adalah gangguan (dalam hal ini CS tsb juga menyatakan bahwa kartu Halo saya telah aktif paket Flash unlimited, setting semua telah benar, karena ketika menggunakan kartu lain bisa koneksi ke i-net).

Dirumah, saya mencoba SMS menanyakan pada Dedi apakah kartu saya ini bermasalah, jawabannya adalah meminta saya untuk mengurusnya sendiri ke Grapari (artinya dalam hal ini Dedi telah lepas tangan). Saya berpikir, karena kartu Halo ku ini Dedi yang mengurus dan pada awalnya dia terlihat menjanjikan sekali bahwa tidak akan ada masalah, ternyata muncul begitu banyak masalah yang menimpa saya, akhirnya yang kerepotan saya malah, sedangkan sekarang sudah tanggal 23, bulan depan sudah harus membayar tagihan. Hal ini membuat saya kehilangan kesabaran, karena sebagai konsumen, saya merasa tidak mendapatkan kepuasan dan jaminan bahwa masalah ini seharusnya diurus oleh mereka yang bertanggung jawab atas kelalaian mereka (dalam hal ini banyak yang mengatakan padaku bahwa kartu Halo saya bermasalah, karena mereka semua lancar saja memakainya produk T-sel Flash unlimited).

Jujur saja, sebagai konsumen kita tentunya tidak ingin terjadi masalah apa-apa dengan barang yang telah kita pesan/beli, sedangkan pihak penjual/agen dalam hal ini bertanggung-jawab kepada konsumen dan perusahaan. Demikian pandangan saya.

30 November 2008

Teman yang menyadarkan saya

Kedatangan teman saya ini membuat saya menjadi lebih bersemangat, karena selama ini kegiatan sehari-hari ku hanyalah bermain game online, dan terkesan tidak mempedulikan lingkungan sekitar, membuatku menjadi seperti tidak punya semangat dan mulai malas-malasan.

Beruntunglah semalam saya menjadi semangat lagi ketika temanku ini mengajakku untuk membuat usaha patungan (distributor aksessoris HP), dari segi modal seharusnya tidak masalah karena bisa patungan. Apalagi kakak temanku satu ini termasuk orang yang berhasil menjadi distributor aksessories HP di kota Bandung, jadi setidaknya kami bisa belajar dari beliau. Dan satu lagi faktor yang membuatku kami yakin untuk mencoba ini adalah pasar distribusi Bali yang tidak segencar kota-kota besar lainnya. Jadi, kelihatannya tidaklah sulit untuk masuk ke pasaran, asalkan punya kehendak untuk berusaha membagun bisnis ini. Yup, ini boleh di bilang masih merupakan peluang bisnis yang bagus.

Tetapi sepertinya harapanku tidak akan terwujud sekarang, karena temanku ini dipanggil Bos nya untuk balik ke Surabaya. (yah sudah menghabiskan banyak waktu membahas usaha patungan ini malah gak jadi) T_T mungkin belum waktunya ^^

Its OK. Yang penting saya merasa hidup lagi, dan sekarang juga saya sudah mengurus Kerja Praktek di semester ke-7 ini, karena saya berharap semester depan sudah bisa menyusun skripsi. Yes!

Dari kasus ini, membuat saya berpikir lebih luas. Biarpun saya adalah seorang mahasiswa di jurusan Teknik Komputer, tetapi tidak mesti menjadi seorang programmer, teknisi, networker, dsb. Setidaknya bila ada kesempatan bagus untuk berkarir di bidang lain, kenapa tidak dicoba? Menjadi seorang distributor juga tidak masalah, menjadi pengusaha juga tidak masalah, yang penting adalah ilmu yang anda dapatkan setelah menjalani akademik sekian tahun dapat berguna dalam membangun usaha karir dan
kehidupan sehari-hari. ^^

29 November 2008

Teringat masa lalu

Kemarin datang seorang teman saya dari Bagan, orang Bagan sudah terbiasa bicara kotor (kasar) tetapi dari kata-kata yang di keluarkan tidak ada maksud buruk atau menghina. Nah, setelah ngobrol-ngobrol dengan temanku ini, saya juga ikut terbawa-bawa bicara kasar kayak dulu hahaha... terkadang saya merasa lebih enak seperti dulu yang selalu persetan dengan apa kata dunia ^^ dan bertindak sesuka hati.

Hm, ingatan sewaktu masa-masa SMU dulu memang mengasikkan, namanya juga masa puber hahaha... sukanya menggoda-goda cewek. Ops, kecuali di sekolah, aneh tapi nyata, di sekolah saya benar-benar tidak bisa bergaul dengan bebas dengan cewek di kelas terutama dimasa SMU kelas 3 ^^

Tetapi masa-masa SMU kelas 3 ini juga merupakan masa yang paling indah, hehe.. terutama ketika diajak teman sekelas pergi keluar kota dan pergi ke suatu pulau, namanya pulau Panipahan, ciee disitu cewek-ceweknya cakep loh... uhuk uhuk. Ohya, di masa-masa itu juga saya mendapat teman yang sangat banyak dan selalu melewatkan hari-hari bersama mereka, sehingga saya tidak pernah merasa sendirian.

Itulah flashback masa lalu, sekarang saya benar-benar telah berubah 360 derajat dengan dulu, baik dari segi fisik dan sifat, dan mental.

Tanpa terasa saya telah melewatkan hidup selama 3 tahun di Bali, dengan kesendirian pada hari-hari yang saya lewati.

Biasanya saya mendapat teman hanya ketika sedang di kampus, di mataku mereka tetaplah teman yang baik, walaupun sifat pribadi mereka tidak sama denganku, dan yang selalu saya ingat ialah manusia itu makhluk sosial.